Seperti Gula
Kringggggggg*
Suara bel berakhirnya pelajaran berbunyi para siswa yang menggunakan pakaian putih abu abupun berhamburan keluar dari kelas. Aku dengan santai mengemasi buku kedalam tasku, merapikan kursi kosong yang ada disebelahku, memakai jaket baseball kesayanganku dan berjalan meninggalkan ruangan kelasku menuju parkiran motor untuk mengambil sepeda motorku.
Akupun mengendarai sepeda motorku melewati depan sekolah, dan aku melihat seorang gadis yang tak asing dimataku sedang berdiri menunggu sesuatu . Ternyata itu adalah Cindy, dia adalah teman 1 SMAku, wajahnya begitu cantik dan manis, aku sudah agak lama mengenalnya karna hampir 3 tahun di SMP aku sudah 1 kelas dengannya.
"Mau pulang bareng gak?" tanyaku kepadanya.
"Yah, kebetulan juga aku lagi nungguin bokapku ngejemput, tapi gak datang datang" jawabnya.
Kamipun pulang bersama. Ketika diperjalanan pulang, cuaca tiba tiba tidak bersahabat, hujan langsung turun dengan derasnya. Motorpun langsung kuarahkan kebawa pohon besar yang berada dipinggir jalan. Kami terjebak ditempat itu karna memang aku lupa membawa jas hujan. 1 jam kami berdiri ditempat itu, aku melihat Cindy mulai menggigil.
"Cin, kamu pake jaket ku aja biar gak kedinginan" kulepaskan jaketku yang tidak terlalu basah itu dan memakaikan ke tubuhnya.
"Kalo aku pake jaketmu, Kamu gak kedinginan emangnya?" tanya cindy kepadaku.
"Yah gak lah, aku kan laki laki, baru dingin begini aja masa gak kuat, mending kamu aja yang make biar gak kedinginan " jawabku kepadanya sambil memberi senyum manis kepadanya. Tapi didalam hati aku malah setres gak karuan, karna memang tiupan angin yang melewati ratusan tetesan air hujan tersebut sangatlah menusuk dikulitku. Tanpa kusadari, si Cindy langsung memelukku dan berkata
"Makasih yah ki, biar kamu gak kedinginan juga" ucapnya sambil memelukku dengan erat.
Yah, akupun gak bisa berkata kata, karna emang aku juga kedinginan banget. Tapi aku merasakan ada hal yang aneh, karna emang pelukan yang diberikan bukan sekedar pelukan memberikan kehangatan, tapi seperti pelukan seseorang yang penuh cinta dan kasih sayang. Tapi, ah sudahlah, aku gak mau berpikiran yang macam macam.
Setelah hampir 3 jam kami berdiri ditempat itu, hujan pun redah. Terdengar suara burung mulai berkicau dari atas pohon tempat kami berteduh. Sinar mentari senja mulai menembus melewati sela sela dedaunan pohon tersebut. Aku dan Cindypun bergegas naik keatas motor dan pulang.
Kami pun sampai dirumah Cindy, yah rumahnya sederhana, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil.
"Gak mampir dulu dik?" tanya cindy kepadaku
"Kapan kapan aja yah, soalnya udah sore juga nih, kasihan kakakku menunggu dirumah." jawabku sambil melihat arloji ditanganku.
"Jaketmu aku bawa dulu yah, biar aku cuciin"
"Eh gak usah"
"Udah gak usah ngejawab, sebagai ucapan Terima Kasihku juga karna udah mau minjamin aku jaket"
"Yaudah deh, terserah kamu" ucapku sambil memberi senyuman.
Akupun menyalakan motorku dan pergi meninggalkannya didepan rumahnya.
==============================================
Malam harinya berbaring dikamarku sembari memikirkan tindakan cindy sore tadi. Aku bertanya tanya kepada diriku "Mengapa cindy memelukku seperti itu?" pertanyaan itu terus menyelimuti pikiranku, tapi bodo amat, aku langsung memejamkan mata dan mencoba untuk tidur dan berusaha melupakan pertanyaan itu.
==============================================
Pagi pun tiba, aku langsung Mandi dan bersiap berangkat kesekolah. Ketika melewati depan rumah Cindy, aku melihat Cindy sedang bersiap untuk berangkat sekolah, akupun langsung berhenti dan menawarkan untuk pergi kesekolah bersama sama.
"Cin, pergi bareng yok" teriakku.
"Eh diki, Boleh aja kok" jawabnya sambil tersenyum kepadaku.
Dia pun datang mendekatiku dan naik kemotorku, kamipun berangkat menuju kesekolah. Sesampainya disekolah cindy Langsung membuka tasnya dan memberikan jaket yang kemarin kupinjamkan kepadanya.
"Eh nih dik, jaketmu yang kemarin kupinjam udah kucuci maaf kalo masih agak lembab tadi malam udah kupakein pengering tapi gak bisa kering betul, maaf yah"
"Gak papa kok, nanti palingan kering sendiri." ucapku santai. Diapun langsung pergi kekelasnya dan akupun pergi kekelasku.
==============================================
4 bulan berlalu, Aku dan Cindy makin akrab, kami makin sering pergi dan pulang bareng kesekolah dan juga sesekali mengerjakan tugas bersama sama, tapi aku mulai melihat hal yang berbeda darinya, dia mulai menunjukkan sikap perhatian kepadaku, ntah mengapa, tapi aku merasa ada sesuatu yang dia inginkan dariku. Aku pun memberanikan diri untuk bertanya kepadanya mengapa dia perhatian kepadaku
"Cin, akhir akhir aku lihat kamu kok perhatian banget sama aku" tanyaku polos kepadanya.
"Gak papa kok, emang gak boleh yah perhatian sama teman sendiri" jawabnya cemberut.
"Yaelah, gak papa sih. Mukamu kok jadi unyu gitu kalo cemberut" ucapku gombal.
Pipi Cindy pun memerah, dan dia hanya bisa tersipu malu mendengar ucapanku itu. Tapi aku hanya menanggapinya dengan santai, karna emang dia udah kuanggap sebagai saudara sendiri.
==============================================
Paginya disekolah, *Pok, suara tangan menepuk bahuku. Akupun menengok dan ternyata yang menepok bahuku itu adalah Tiko, teman sekelasku yang diduduk dibelakangku.
"Dik, lu tau gak kalo kelas kita bakalan kedatangan murid baru dari Jakarta" ucapnya.
"Gak gue gak tau, emang kenapa?"
"Kata anak anak sekelas sih, yang datang itu cewe cantik, manis, pintar, gak sombong, rajin menabung."
"Yaelah lebay amat" ucapku sambil bergaya jijik
*Kringg Kringg, bel masukan pun berbunyi dan kami semua pun masuk kekelas dibarengi Guru yang akan mengajar dikelas kami bersama seorang gadis yang ternyata murid baru yang diberitahu Tiko tadi. Setelah kuperhatikan ternyata wajahnya emang cantik dan lumayan manis, dihiasi oleh rambut panjang yang bergelombang, dan ditambah lagi dengan senyuman yang begitu menarik perhatian.
"Anak anak, sebelum kita memulai pelajaran, ibu ingin memberitahu kalian bahwa kalian memiliki teman baru, ayo nak, perkenalkan diri dulu" ucap buguru sambil menyuruh gadis tersebut untuk memperkenalkan diri.
"Halo, nama saya Ayana Shahab biasa dipanggil Achan, senang bertemu dengan kalian semua" ucapnya sambil tersenyum.
"Salam Kenal Juga Achan" satu kelas menjawab bareng bareng.
Ibu guru pun mempersilahkan Achan untuk mencari tempat duduk yang dia suka.
Banyak cowo yang berusaha menggoda achan agar mau duduk disebelah mereka,
"Hai achan, duduk disebelahku aja yah, disini kosong loh" ucap temanku si Trisna sambil membersihkan kursinya.
"Jangan mau duduk disitu, dia tukang modus, duduk disini aja" tawar temanku si Dika sambil mengusir temannya yang duduk disebelahnya. Tapi semua usaha mereka sia sia, si Achan lebih memilih duduk disebelahku, karna memang disebelahku kosong dan kursi disebelahku selalu bersih. Dengan malu malu akupun mempersihlakan dia untuk duduk.
"Kamu gak salah pilih tempat dudukkan?" tanyaku kepadanya
"Gak kok, aku senang aja duduk disini" jawabnya sambil tersenyum.
"Kenalin aku Diki Sianipar" sambil mengulurkan tangan.
"Aku Ayana Shahab" sambil mengeggam tanganku.
Gak sampai beberapa jam kami sudah mulai akrab. Dan diam diam, aku mulai menaruh hati kepadanya, aku merasakan sesuatu yang berbeda ketika melihat dirinya. Hatiku seperti terbakar oleh panasanya gelora cinta yang membara, aku merasakan bahwa dia orang yang pantas untuk melengkapi kekosongan jiwaku. Tapi, aku tidak mungkin langsung menyatakan cinta kepadanya, aku harus menyimpan rasa cintaku itu dalam dalam, aku harus mengenalnya lebih dekat dahulu, aku tidak boleh bertindak gegabah.
==============================================
Sudah hampir sebulan aku berteman dengan Achan, makin lama makin terasa dekat, kami sering kekantin bareng, mengantar jemputnya sekolah, mengerjakan tugas bareng, dan rasa cintaku makin besar kepadanya, Tapi apa daya, aku belum bisa mengungkapan cintaku kepadanya, Aku merasa ada yang mengganjal dihati ini. Tiba tiba aku teringat kepada Cindy. Astaga, sudah sebulan ini aku tak bertemu dia, padahal biasanya aku pergi dan pulang bareng dia, tapi aku melupakannya karna terlalu asik bersama Achan. Pulang sekolah akupun berencana kerumah Cindy untuk meminta maaf kepadanya, tapi ketika aku kerumahnya ibunya kalo si Cindy sedang tidur. Ya sudahlah, akupun pulang dengan penuh rasa bersalah.
Akupun mulai merasa ada hal yang aneh dengan Cindy, setiap kali aku kerumahnya, ibunya selalu mengatakan Cindynya sedang tidur, kalo gak tidur yah sedang mengerjakan tugas ditempat temannya, setiap kali aku ingin menjemputnya untuk pergi bareng kesekolah, ibunya juga selalu mengatakan kalo si Cindy sudah berangkat. Suatu hari, akupun bertemu dengan Cindy tepat didepan gerbang sekolah, akupun menghentikannya dan berkata
"Cindy, kok kamu gak pernah kelihatan lagi, kamu kemana aja?" tanyaku penasaran.
"Aku terlalu sibuk dik, makanya jarang kelihatan" jawabnya sambil menunduk.
"Oh iya, aku pengen minta maaf yah kalo selama sebulan ini aku lupa sama kamu." ucapku penuh rasa penyesalan.
"Ngapain minta maaf dik, kamu gak salah kok, ya udah aku pulang duluan yah, ayahku sudah menungguku"
"Yaudah hati hati dijalan yah"
"Iya, kamu juga hati hati, jaga dirimu baik baik." ucapnya sambil memberikan senyum kepadaku.
Cindy pun pergi meninggalkanku, hatiku mulai terasa tenang, akupun sudah tidak memikirkan masalahku dengan Cindy lagi, akupun kembali melanjutkan perjalananku mengejar cintanya Achan.
==============================================
Pada hari itu, Achan berulang tahun, dan 1 kelasku diundang untuk merayakan ulang tahunnya dirumahnya. Akupun mendapatkan pemikirian untuk menyatakan cinta kepada Achan di hari ulang tahunnya itu.
Malam hari pun tiba, banyak teman temanku yang berkumpul disana, akupun datang menggunakan setelan sederhana, celana jeans hitam dan sebuah tshirt yang tertutupi oleh Jaket Baseball kesayanganku.
Sampai disana akupun langsung memberi memberi ucapan Selamat Ulang Tahun kepada Achan
"Selama ulang tahun yah Achan" ucapku sembari menyalami Achan.
"Makasih yah Dik"
"Iya, eh aku mau ngomong sesuatu nih kekamu"
"Sebelum kamu ngomong sesuatu, aku pengen kenalin seseorang nih ke kamu"
Akupun terdiam, aku bingung dengan kata tersebut.
"Apakah dia ingin memperkenalkan aku keorang tuanya? tapi kok dia bilang seseorang" gumamaku didalam hati.
Dan ternyata dugaanku salah.
"Kenalin dik, dia pacar aku, namanya Zola" ucapnya sembari menyuruh Pacarnya buat menyalamiku.
Akupun menyalaminya, walau dalam keadaan hati yang sangat hancur, aku tetap berusaha menyembunyikan rasa sakit dihatiku itu.
"Oh iya, tadi kamu mau ngomong apa Dik" tanya Achan kepadaku.
"Oh anu, Kamu kan sudah besar nih, jangan suka tidur dikelas lagi yah"
"Haha Yaelah dik, kirain apa tadi" ucap Achan sambil tertawa
Acarapun selesai Kami semua pulang, aku masih dalam keadaan sedih tak tau harus berbuat apa, Akupun mengambil kunci motorku dari saku Jaketku, dan tiba tiba aku melihat sebuah kertas terjatuh dari saku jaketku itu, Akupun membaca isi dari kertas tersebut.
"Dik, Sebelumnya aku mengucapkan Terima Kasih yah, udah mau minjamin Jaket ini ke aku, aku cuman pengen bilang kalo aku itu Cinta sama kamu, Semoga kamu mau menerimanya :)
By: Cindy"
Akupun merasa seperti orang bodoh, mencintai orang yang tak mencintaiku, dan meninggalkan orang yang benar² tulus mencintaiku. Rasa sakit dihatiku bercampur aduk menjadi satu. Tapi aku belum berputus asa, aku yakin si Cindy pasti masih mau menerimaku.
Aku memacu motorku ke rumah Cindy, berharap bisa mendapatkan maaf darinya, tapi, apa yang kudapat, rumahnya kosong tanpa ada 1 orangpun didalamnya, tiba tiba ada salah satu tetangganya lewat.
"Mas, nyari siapa?" tanya tetanggany si Cindy.
"Ini yang punya rumah kemana?"
"Oh, tadi mereka berangkat kerumah sakit, naik ambulan kalo gak salah"
"Mba tau rumah sakitnya dimana?"
"Kalo gak salah rumah sakit Pertamina"
Akupun tercengan, antara panik dan bingung. Aku bertanya tanya kepada diriku sendiri,
"Kira kira siapa yang dibawa kerumah sakit? pakai ambulan segala"
Tanpa basa basi lagi, aku pergi dengan motorku menembus dinginnya malam menuju kerumah sakit Pertamina tersebut.
Sesampainya disana aku melihat Orang Tua Cindy dalam keadaan Sedih.
"Tante, Cindy mana?"
Tanpa mengucapakan sepatah kata, Ibunya Cindy langsung memberiku secari kertas, akupun makin bingung, dan mengambil kertas itu lalu membacanya
"Hallo Diki, ini surat aku buat spesial buat kamu
Semoga kamu dalam keadaan baik baik aja ketika membaca surat ini
Sebelumnya aku pengen tanya, kira kira kamu udah baca belum kertas2 yang ada didalam buku dan jaketmu.
Kalo belum disini aku jelasin deh
Waktu kita masih akrab akrabnya, aku sering nulisin kata kata cinta untuk kamu,
Tapi aku cuman bisa nyisipin dibuku kamu,
Yah aku sih berharapnya kamu menanggapi semua itu,
Tapi kenyataannya kamu cuek, dan hanya biasa biasa aja
Jadi mungkin kupikir kamu gak pernah ada rasa cinta sama aku.
Oh iya aku minta maaf kalo selama ini aku berusaha menjauhimu
Aku ngejahuin kamu cuman karna 2 alasan
Pertama, aku sering kerumah sakit untuk mengobati penyakitku.
Kedua, aku tidak ingin menganggu kedekatanmu dengan Gadis yang satu kelas denganmu itu
Ya udah itu aja, semoga kamu mengerti, kalo dulu aku pernah cinta dan sayan sama kamu, dan selamanya akan terus begitu.
Makasih yah udah pernah membuatku bahagia dengan mau menemani hari hariku,
Yah walau hanya sebatas teman bagiku itu udah cukup. Sekali lagi Terima Kasih
Sampai Jumpa :)"
Akupun terduduk dipinggir tembok Ruang Tunggu rumah sakit itu. Air matakupun menetes, rasa sedih dan dongkol menyelimuti diriku, aku tak tau harus berbuat apa lagi, aku sudah menyianyiakan Cindy, aku merasa diriku gagal, tak pantas untuk dicintai dan tak pantas untuk mencintai. Aku pun bertanya kepada Orang Tua Cindy dan bertanya dimana Cindy.
"Om tante, cindy dimana?" tanyaku sambil mengelap air mata.
Tanpa berkata kata lagi mereka menunjuk kesebuah ruangan, disitu Tertulis UGD, tanpa basa basi aku langsung masuk keruangan tersebut, aku melihat Cindy Dalam keadaan koma, aku berusaha mendekatinya, dokter dan suster pun mencegahku, tapi karna niatku sudah bulat, aku memberontak dan berhasil melepaskan diri dari dokter dan suster tersebut, akupun mendekati Cindy dan membisikkan sebuah kalimat ditelingannya.
"Cindy, maafkan aku, aku gak pernah tau kalo kamu mencintaiku, seandainya kamu masih bisa selamat, aku berjanji akan selalu mencintaimu, dan tak akan menyianyiakanmu"
Tapi ternyata semua sudah terlambat, nyawa Cindy sudah tak tertolong, penyakit leukimianya sudah sangat parah.
Akupun hanya bisa menangis disebelah tubuhnya.
Aku berharap kepada Tuhan untuk memberikan kesempatan hidup untuk kedua kalinya kepadanya. Tapi semua sia sia, Yang mati pasti akan selalu mati.
Yang bisa kulakukan hanyalah meratapi kebodohanku. Karna terlalu sedih yang bercampur dengan capeknya tubuhku, akupun Pingsan ditempat itu.
=TamaT=
Cerita ini hanyalah fiktif belaka,
Created By @Dhikianati
0 komentar:
Post a Comment